Buletin, Betlehem Wamena: Jemaat GKI Betlehem Wamena, Persekutuan Kaum Bapak (PKB) melakukan Ibadah gabungan tingkat Jemaat dan yang menjadi tuan rumah PKB dari Rayon 5 (lima) dan rayon 8 (delapan). Ibadah ini berlangsung pada hari senin (28/4/2025), pukul 16.00 WIT di Gedung sekolah minggu Ranting Viadolorosa (rayon 5) jalan Sosial.

Ibadah yang dipimpin oleh Pnt. Jacob Hursepuny ini mengangkat tema "Menutup Malu dengan Dusta," yang diambil dari Kitab Injil Matius 28 : 11-15. Dalam khotbahnya, Pnt.Jacob Hursepuny menyampaikan bahwa “dalam dunia yang seringkali dipenuhi dengan keraguan dan kebohongan, kebenaran adalah sesuatu yang berharga dan jarang kita temukan. Di dalam Injil Matius 28:11-15 yang menjadi ayat renungan saat ini, kita disuguhkan dengan sebuah peristiwa yang mendorong kita untuk merenungkan apa arti kebenaran dan bagaimana kita meresponsnya dalam kehidupan sehari-hari. Firman Tuhan dalam bagian ini sekaligus menjadi tantangan bagi kita”.

Pnt. Jacob Hursepuny dalam khotbahnya berpesan dari kebenaran Firman Tuhan hari ini, kita belajar beberapa hal penting :

1. Tantangan Terhadap Kebenaran,

Kita hidup di dunia di mana banyak sekali informasi yang beredar, baik yang benar maupun yang salah. Seolah-olah kebenaran sudah menjadi barang langka. Dalam kisah ini, para penjaga memilih untuk menutupi kebenaran tentang kebangkitan Yesus dengan menerima suap. Mereka lebih memilih untuk melindungi posisi dan status sosial mereka daripada menyampaikan kebenaran yang mereka saksikan. Sebagai kaum bapak, kita ditantang untuk tidak mudah terpengaruh oleh opini populer yang sering kali bertentangan dengan kebenaran. Kita dipanggil untuk berpegang pada apa yang Tuhan katakan dalam Firman-Nya, meskipun kadang sulit untuk melakukannya

2. Risiko Mengatakan Kebenaran

Memberitakan kebenaran sering kali membawa risiko. Para penjaga menyadari bahwa jika mereka bercerita tentang apa yang sebenarnya terjadi, konsekuensi yang menanti mereka bisa berbahaya. Mereka bisa saja kehilangan pekerjaan, reputasi, bahkan nyawa. Namun, hal ini tidak seharusnya menghalangi kita untuk menyampaikan kebenaran yang kita ketahui.

Dalam konteks kekristenan, kita sering kali dihadapkan pada situasi di mana kita harus memilih antara menyampaikan kebenaran atau mengikuti arus dunia. Matius 5:10 berkata: “Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.” Ini adalah pengingat bahwa penderitaan demi kebenaran itu berharga di hadapan Tuhan.

3. Kekuatan Kolusi/Bersekongkol

Satu aspek menarik dari cerita ini adalah bagaimana kolusi/sekongkol dapat merusak moralitas. Kolusi/Sekongkol antara para penjaga dan pemimpin agama menunjukkan bahwa saat kita berkompromi dengan kebenaran, kita juga menumbuhkan iklim yang mendukung kebohongan. Ketika kita memilih untuk menutup mata terhadap kebenaran demi kenyamanan atau keuntungan pribadi, kita bukan hanya merugikan diri sendiri, tetapi juga merugikan orang lain.

Inilah tantangan bagi setiap orang percaya, pemimpin gereja, dan setiap individu termasuk saya dan bapak2 sekalian yang mengaku percaya kepada Kristus. Apakah kita bersedia mengambil sikap yang benar, meskipun itu bisa merugikan diri kita?

Ibadah gabungan PKB Tingkat Jemaat ini dimeriahkan dengan nyanyian solo “Bahtera” dan vokal grup dari PKB. Usai ibadah, dilakukan perhitungan kehadiran anggota PKB dari rayon 1 – 20 dan jumlah kehadiran dalam ibadah gabungan tersebut sebanyak 80 orang juga di hadiri oleh Ibu-ibu serta anak-anak dari rayon lima dan rayon delapan. Ibadah gabungan PKB Tingkat Jemaat untuk bulan Mei  yang menjadi tuan rumah dari PKB Rayon 7 (tujuh) dan PKB Rayon 10 (sepuluh).*