Sekarang ini, siapa bisa hidup tanpa smartphone? Benda kecil nan praktis ini mengendalikan hampir seluruh hidup kita. Bukan cuma menelepon dan berkirim pesan, tapi bisa juga untuk nonton (baik video lucu, film, atau drakor), bermedia sosial, berkirim uang, bahkan untuk membeli saham. Di sisi lain, sudahkah kita memuliakan Tuhan dengan smartphone kita?

Kita tahu bahwa segala sesuatu di dunia ini adalah milik Tuhan, termasuk hidup kita sendiri (Kejadian 2:1; 1 Korintus 6:20). Itu berarti, semua yang kita lakukan bukan lagi untuk keuntungan kita saja, tetapi juga untuk menyenangkan Tuhan.

Mungkin agak aneh bagi Anda, namun kita dapat memeriksa sejauh mana penggunaan telepon pintar itu bisa menyenangkan Tuhan. Berikut cara-caranya.

1. Berapa Lama Saya Memakai Smartphone?

Sadarkah kita berapa lama waktu yang kita habiskan saat memakai smartphone? Sebuah data menyebutkan seseorang menghabiskan 3 jam 15 menit dengan gadget yang satu ini. Asyik chatting, bermedsos ria, sampai menonton video atau ngegame adalah hal-hal yang biasa dilakukan. Tentu bukan masalah berapa lama kita dengan handphone dibandingkan dengan waktu kita untuk Tuhan. Yang patut kita pikirkan, adakah kita tempatkan waktu dengan Tuhan sebagai prioritas utama? Mana yang lebih sering kita ambil, handphone atau Alkitab? Berapa lama waktu kita habiskan dalam doa?

Pula, apakah dengan ber-smartphone kita masih ingat akan tugas-tugas dan prioritas kita? Jangan sampai waktu kita terbuang sia-sia di depan layar. Tulis Paulus di Kolose 4:5, “Di dalam hubungan kalian dengan orang-orang yang tidak percaya, hendaklah kalian hidup bijaksana dan memakai setiap kesempatan dengan sebaik-baiknya.” Memakai kesempatan sebaik-baiknya berarti menggunakan waktu sebaik-baiknya pula. 

Jagalah waktu yang Anda punya. Usahakan tidak habis hanya dengan ponsel Anda saja. Gunakan timer bila perlu, sehingga Anda tidak hanya terpaku di depan layar, dan mampu mengerjakan tugas-tugas lainnya.

So, mari kita jaga agar prioritas kita tetap benar. Utamakan Tuhan, berjaga-jagalah dan berdoa (Markus 13:33), dan gunakan waktu sebaik-baiknya.

2. Apakah yang Saya Lihat Menyenangkan Tuhan?

Memakai smartphone berarti kita bebas mengakses informasi. Segala macam informasi, baik dan buruk, bermanfaat atau berbahaya.

Apalagi, di saat kita sendirian, kita punya kontrol penuh atas apa yang kita akses. Siapa yang tahu, apa yang kita lihat? Hanya kita sendiri dan Tuhan yang tahu. Betul sekali, meskipun orang lain tidak tahu, tapi Tuhan pasti tahu.

Ingat lagu yang berbunyi, Hati-hati gunakan matamu / hati-hati gunakan matamu / kar’na Bapa di surga, melihat ke bawah / hati-hati gunakan matamu. Jika kita tahu betapa Tuhan tahu apa yang kita tonton, lihat dan like, tentulah kita akan lebih hati-hati. 

Seperti dikatakan di Roma 13:14, “Tetapi kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang dan janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya.” Jika kita ingin memuliakan Tuhan, janganlah kita menggunakan handphone kita untuk memuaskan hawa nafsu. 

Hindari konten berisi pornografi, kekerasan, hasutan, kebencian, atau berita bohong. Bahkan kalau perlu, hindari video atau post yang ajarannya bertentangan dengan ajaran Tuhan. Sebaliknya, mari kita pilih konten yang bermanfaat, yang membangun.

Bila perlu, gunakan web browser yang memungkinkan orang yang Anda percaya melihat search history Anda. Tentu Anda akan berpikir dua kali sebelum memasuki situs-situs yang berbahaya.

3. Di Manakah Hati Saya – Ponsel Saya atau Tuhan?

Tuhan Yesus berkata, “Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada” (Matius 6:21). Hati kita akan mengikuti apa yang kita hargai. What we value, is what we love.

Demikian juga dengan ponsel kita. Begitu banyak yang bisa (atau harus) kita lakukan lewat smartphone, sehingga secara diam-diam ia bisa mengambil tempat yang utama di hati kita. Mau bukti? Bayangkan jika ponsel Anda tiba-tiba hilang. Bagaimana perasaan Anda? 

Kenyataannya, lebih mudah bagi kita untuk cemas dan khawatir karena  kehilangan ponsel, lebih daripada yang lainnya. Bukan berarti kita harus membuang ponsel kita, karena bagaimanapun ia hanyalah alat. Yang perlu kita perhatikan, adalah di mana hati kita berada.

Jadi, tidak salah ketika Yesus melanjutkan ayat di atas dengan kata-kata berikut: Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu (ayat 22-23). Apa yang kita hargai akan menentukan perbuatan kita. Apa yang kita kasihi, menggerakkan kita.

What we value, is what we love. Sudahkah kita selalu memastikan, bahwa kita menghargai Tuhan di atas segalanya?

Jadikan Smartphone Sebagai Hamba

Smartphone, sekali lagi, adalah alat. Ia membantu kita hidup lebih mudah, memecahkan banyak masalah, dan memberi kita hiburan. Namun, secara tidak sadar, ia bisa menjadi tuan. Bagaimana caranya? Ketika ia menggeser posisi Tuhan di hidup kita. Jadi, mari kita tanyakan kepada diri sendiri, apakah saya mengendalikan atau dikendalikan smartphone?

Mari jadikan ponsel kita sebagai alat, yang kita gunakan untuk memuliakan Tuhan. 

sumber : https://gkdi.org/blog/smartphone/