Buletin Betlehem, Wamena – Gereja Kristen Injili (GKI) Klasis Baliem Yalimo menggelar lomba Yosim Pancar (Yospan) dalam rangka memperingati minggu-minggu Sengsara dan Menyongsong Paskah Tahun 2024 berlangsung di halaman gedung Aithousa Betlehem dengan meriah dan disambut antusias oleh warga kota wamena. Rabu 6 Maret 2024.

Salah satu pegiat seni di wamena yang juga pengurus seni dan budaya dalam struktur GKI Klasis Baliem Yalimo bapak Barnabas Laturiuw mengatakan “dengan adanya kegiatan ini mau mengajak kita semua untuk terus melestarikan budaya papua. Kegiatan ini bukan untuk mencari siapa yang juara atau siapa yang terbaik, melainkan sebagai bentuk ungkapan syukur kita kepada Tuhan atas seni budaya yang diberikan buat kita di papua, dan kegiatan ini juga sebagai ajang pemersatu umat Tuhan ditengah-tengah kondisi atau situasi politik yang sedang berlangsung diwamena" ucapnya. Harapan dari beliau, "kegiatan ini menjadi perhatian buat Gereja-gereja dan juga pemerintah untuk melaksanakan ifent seperti ini tidak hanya setahun sekali tetapi kalau bisa dua atau tiga kali dalam setahun demi melestarikan seni dan budaya bagi generasi penerus kami di Tanah papua”.

Selain itu salah satu dewan juri lomba yang ditemui oleh tim Buletin Jemaat Betlehem, bapak Pit Raubaba menyampaikan terimakasih atas kepercayaan sebagai juri pada saat lomba ini. Dengan moment pra paskah ini kegiatan yang dilakukan oleh GKI Klasis Baliem Yalimo merupakan momen yang baik untuk merangkul anak-anak, keluarga dan semua yang biasa melayani dalam gereja, bisa melibatkan semua dalam pelayanan sehingga bisa memberi dampak yang baik bagi Jemaat dan keluarga. Kita lihat situasi dihari-hari ini kurang kondusif tetapi dengan adanya kegiatan ini semua orang dapat melibatkan diri dengan baik sampai selesai. Kedapan kalo ada momen-momen besar yang dilakukan, GKI Baliem Yalimo dapat menjadi fasilitator juga untuk Gereja-gereja yang ada di Papua Pegunungan ,sehingga warna di kota ini sebagai kota injil bisa nampak di Papua Pegunungan, terutama untuk generasi muda yang ada terlibat dalam pelayanan-pelayanan didalam gereja,” ujar bapak Piet Raubaba.

Kegiatan menjelang paskah ini secara resmi ditutup oleh Ketua Klasis GKI Baliem Yalimo bapak Pdt.Eduard Su. Dalam sambutannya ketua Klasis mengatakan “Kita di tanah papua ada mempunyai filosofi. Ada burung yang sangat terkenal yaitu burung cenderawasih. Burung Cenderawasih kalau tidak menari atau tidak bernyanyi itu tanda-tanda burung itu tidak sehat. Jadi ketika burung itu masi kuat dan sehat kita akan melihat burung cenderawasih bernyanyi dan menari dengan indah seperti yang telah ditampilkan oleh seluruh peserta lomba Paduan suara dan Yospan. Harapan kami kedepan jika Tuhan berkenan, dalam bulan oktober menyongsong Hut GKI di Tanah Papua akan diatur lagi untuk pelaksanaan Lomba. Ucapan terimakasih juga kepada semua jemaat yang terlibat dalam kegiatan-kegiatan selama dua hari ini, tetapi juga yang belum terlibat harapannya kegiatan berikut dapat mengambil bagian dalam kegiatan dimaksud”.

Dalam kegiatan ini diikuti oleh 9 (sembilan) group, dan semuanya mendapatkan predikat juara. Untuk predikat juara – juara yaitu :

Teladan 1 di raih oleh Jemaat GKI Lachai Roi Hom-hom.

Teladan 2 di raih oleh Jemaat GKI Betlehem Wamena.

Teladan 3 di raih oleh Jemaat GKI Maranatha Kodim.

Harapan 1 di raih oleh Persekutuan Ibu-ibu Sara.

Harapan 2 di raih oleh Jemaat GKI Ukul Ebehunik Sinakma.

Harapan 3 di raih oleh Jemaat GKI Bethel Wesaput.

Terbaik 1 di raih oleh Jemaat GKI Imanuel Polres.

Terbaik 2 di raih oleh Jemaat GKI Solagratia Megapura.

dan Terbaik 3 di raih oleh Jemaat GKI Eklesia Pikhe.

Untuk Group Favorit di raih oleh Jemaat GKI Sola Gratia Megapura.(*)